Welcome to my blog :)

rss

Minggu, 15 Mei 2011

SEKILAS TENTANG ROUTER

1. Apa itu router?
     Router adalah salah satu alat atau hardware yang digunakan untuk menghubungkan satu jaringan ke jaringan lainnya (baik LAN dengan LAN maupun LAN dengan WAN) yang tujuannya agar host pada jaringan yang satu bisa berkomunikasi dengan host pada jaringan yang lain.Router bekerja dengan cara menggunakan routing tabel yang disimpan dalam memorynya untuk membuat keputusan tentang kemana dan bagaimana paket dikirimkan.Sedangkan routing table berisi entri dengan IP address interface router dari network yang lain.


2. Perbedaan Statik Routing dan Dynamic Routing
      Static routing dikonfigurasi secara manual. Routing tabelnya diset manual dan disimpan dalam router. Tidak ada informasi sharing diantara sesama router. Hal ini mengakibatkan keterbatasan yang jelas karena ia tidak dapat secara otomatis menentukan route terbaik; ia selalu menggunakan rute yang sama yang kemungkinan bukan rute terbaik. Jika route berubah, static router harus diupdate secara manual. Karena static router menyediakan control penuh pada routing tabelnya, ia lebih aman dibanding dynamic router.
 
     Dynamic routing mampu membuat routing tabelnya sendiri dengan berbicara ke sesama router. Untuk melakukannya ia menemukan route dan route alternatif yang berada pada network. Dynamic router bisa membuat keputusan pada route yang mana sebuah paket mencapai tujuan. Umumnya ia mengirimkan paket ke route yang paling efisien; salah satu yang menghasilkan jumlah hop lebih sedikit. Bagaimanapun, jika route macet,dynamic route dapat mengirimkan paket ke route alternatif.

3. Distance Vector Routing dan Link state Routing

Distance Vector 
      Sebuah  distance vector protocol menginformasikan banyaknya  hop ke jaringan tujuan (the distance) dan arahnya dimana sebuah paket dapat mencapai jaringan tujuan (the vector). Algoritma  distance vector, juga dikenal sebagai  algoritma Bellman-Ford, router mampu untuk melewatkan updates route ke tetanggganya pada interval rutin terjadwal. Setiap tetangga kemudian menerima nilai tujuannya sendiri dan menyalurkan informasi routing ke tetangga terdekat. Hasil dari proses ini sebuah table yang berisi kumpulan semua distance/tujuan ke semua jaringan tujuan. beberapa rotokol yang menggunakan algoritma ini adalah :
  • RIP
    Merupakan routing protokol dengan algoritma distance vector, yang menghitung jumlah hop (count hop) sebagai  routing metric. Jumlah maksimum dari hop yang diperbolehkan adalah 15 hop. Tiap RIP router saling tukar informasi routing tiap 30 detik, melalui UDP port 520. 
  • BGP
    Merupakan protokol routing eksterior dengan algoritma  distance vector yang bekerja dengan cara memetakan sebuah tabel IP network yang menunjuk ke jaringan yg dapat dicapai antar Autonomous System (AS). 
Beberapa hal berikut ini akan lebih mempermudah memahami konsep dasar distance vector:
1. Router secara otomatis akan menambahkan subnet-subnet yang terhubung langsung ke dalam routing table
    tanpa menggunakan protokol routing.
2. Router mengirim routing update keluar ke seluruh interface-nya untuk memberitahu rute-rute yang telah
    diketahuinya.
3. Router “memperhatikan” routing update yang berasal dari neighbor-nya, sehigga router bersangkutan dapat
    mempelajari rute-rute baru.
4. Informasi routing berupa nomor subnet dan suatu metrik. Metrik mendefinisikan seberapa baik rute
    bersangkutan. Semakin kecil nilai metrik, semakin baik rute tersebut.
5. Jika memungkinkan, router menggunakan broadcast dan multicast untuk mengirim routing update. Dengan
    menggunakan paket broadcast atau multicast, seluruh neighbor dalam suatu LAN dapat menerima
    informasi routing yang sama untuk sekali update.
6. Jika suatu router mempelajari multirute untuk subnet yang sama, router akan memilih rute terbaik
    berdasarkan nilai metriknya.
7. Router mengirim update secara periodik dan menunggu menerima update secara periodik dari router-
    router neighbor.
8. Kegagalan menerima update dari neighbor pada jangka waktu tertentu akan menghasilkan pencabutan
    router yang semula dipelajari dari neighbor.
9. Router berasumsi bahwa rute yang diumumkan oleh suatu router X, router next-hop dari rutenya adalah 
    router X tersebut.
 
Link State  
      Routing ini menggunakan teknik  link state, dimana artinya tiap  router akan mengumpulkan informasi tentang  interface, bandwidth, roundtrip dan sebagainya. Kemudian antar router akan saling menukar informasi, nilai yang paling efisien yang akan diambil sebagai jalur dan di masukkan ke dalam table routing. Dengan menggunakan algoritma pengambilan keputusan Shortest Path First  (SPF), informasi LSA tersebut akan diatur sedemikian rupa hingga membentu suatu jalur routing. Protokol yang menggunakan algoritma ini adalah :
  • OSPF
OSPF merupakan  routing protocol berbasis link state, termasuk dalam  Interior Gateway Protocol (IGP). Menggunakan algoritma Dijkstra untuk menghitung  Shortest Path First  (SPF). Menggunakan  cost sebagai  routing metric. Setelah antar  router bertukar informasi maka akan terbentuk database link state pada masing-
masing router. 

4. Penjelasan tentang RIPv1, IS-IS, IGRP, BGP,OSPF,EIGRP,RIPv2

1. OSPF
      OSPF merupakan  routing protocol berbasis link state, termasuk dalam  Interior Gateway Protocol (IGP). Menggunakan algoritma Dijkstra untuk menghitung  Shortest Path First  (SPF). Menggunakan  cost sebagai  routing metric. Setelah antar  router bertukar informasi maka akan terbentuk database link state pada masing-
masing router.

2.IGRP
      Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah sebuah routing protocol jenis distance-vector milik cisco (cisco-proprietary). Artinya semua router anda harus router cisco untuk menggunakan IGRP dijaringan anda.
IGRP memiliki jumlah hop maksimum sebanyak 255, denga nilai default 100. Ini membantu kekurangan pada RIP.
3.  BGP
     Border Gateway Protocol disingkat BGP adalah inti dari protokol routing internet. Protocol ini yang menjadi backbone dari jaringan internet dunia.
BGP adalah protokol routing inti dari internet yg digunakan untuk melakukan pertukaran informasi routing antar jaringan. BGP dijelaskan dalam RFC 4271. RFC 4276 menjelaskan implementasi report pada BGP-4, RFC 4277 menjelaskan hasil ujicoba penggunaan BGP-4. Ia bekerja dengan cara memetakan sebuah tabel IP network yang menunjuk ke jaringan yg dapat dicapai antar Autonomous System (AS). Hal ini digambarkan sebagai sebuah protokol path vector.
Dengan adanya EGP, router dapat melakukan pertukaran rute dari dan ke luar jaringan lokal Auotonomous System (AS). BGP mempunyai skalabilitas yang tinggi karena dapat melayani pertukaran routing pada beberapa organisasi besar. Oleh karena itu BGP dikenal dengan routing protokol yang sangat rumit dan kompleks.

Karakteristik BGP

1. Menggunakan algoritma routing distance vektor. Algoritma routing distance vector secara periodik menyalin table routing dari router ke router. Perubahan table routing di update antar router yang saling berhubungan pada saat terjadi perubahan topologi.

2. Digunakan antara ISP dengan ISP dan client-client.

3. Digunakan untuk merutekan trafik internet antar autonomous system.

4. BGP adalah Path Vector routing protocol. Dalam proses menentukan rute-rute terbaiknya selalu mengacu   kepada path yang terbaik dan terpilih yang didapatnya dari router BGP yang lainnya.

5. Router BGP membangun dan menjaga koneksi antar-peer menggunakan port nomor 179.

6. Koneksi antar-peer dijaga dengan menggunakan sinyal keepalive secara periodik.

7. Metrik (atribut) untuk menentukan rute terbaik sangat kompleks dan dapat dimodifikasi dengan fleksibel.

8. BGP memiliki routing table sendiri yang biasanya memuat prefiks-prefiks routing yang diterimanya dari router BGP lain
 
4. RIP versi 1
      Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable Length Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk router otentikasi, membuat RIP rentan terhadap berbagai serangan.


5. RIP versi 2
      Karena kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 (RIPv2) dikembangkan pada tahun 1993 dan standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi subnet, sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas, maka batas hop dari 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya beroperasi dengan spesifikasi awal jika semua protokol Harus Nol bidang dalam pesan RIPv1 benar ditentukan. Selain itu, aktifkan kompatibilitas fitur memungkinkan interoperabilitas halus penyesuaian.
Dalam upaya untuk menghindari beban yang tidak perlu host yang tidak berpartisipasi dalam routing, RIPv2 me-multicast seluruh tabel routing ke semua router yang berdekatan di alamat 224.0.0.9, sebagai lawan dari RIP yang menggunakan siaran unicast. Alamat 224.0.0.9 ini berada pada alamat IP versi 4 kelas D (range 224.0.0.0 - 239.255.255.255). Pengalamatan unicast masih diperbolehkan untuk aplikasi khusus. (MD5) otentikasi RIP diperkenalkan pada tahun 1997. RIPv2 adalah Standar Internet STD-56.

6. EIGRP
       EIGRP adalah protokol routing yang termasuk proprietari Cisco, yang berarti hanya bisa dijalankan pada router Cisco, EIGRP bisa jadi merupakan protokol routing terbaik didunia jika bukan merupakan proprietari Cisco.
Kelebihan utama yang membedakan EIGRP dari protokol routing lainnya adalah EIGRP termasuk satu-satunya protokol routing yang menawarkan fitur backup route, dimana jika terjadi perubahan pada network, EIGRP tidak harus melakukan kalkulasi ulang untuk menentukan route terbaik karena bisa langsung menggunakan backup route. Kalkulasi ulang route terbaik dilakukan jika backup route juga mengalami kegagalan
EIGRP mengkombinasikan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh protokol routing link-state dan distance vector. Tetapi pada dasarnya EIGRP adalah protokol distance vector karena router-router yang menjalankan EIGRP tidak mengetahui road map/ topologi network secara menyeluruh seperti pada protokol link-state.

EIGRP mudah dikonfigurasi seperti pendahulunya (IGRP) dan dapat diadaptasikan dengan variasi topologi network. Penambahan fitur-fitur protokol link-state seperti neighbor discovery membuat EIGRP menjadi protokol distance vector tingkat lanjut.

EIGRP menggunakan algoritma DUAL (Diffusing Update Algorithm) sebagai mesin utama yang menjalankan lingkungan EIGRP, DUAL dapat diperbandingkan dengan algoritma SPF Dijkstra pada OSPF.

EIGRP memiliki fitur-fitur utama sebagai berikut.

  • Partial updates: EIGRP tidak mengirimkan update secara periodik seperti yang dilakukan oleh RIP, tetapi EIGRP mengirimkan update hanya jika terjadi perubahan route/metric (triggered update). Update yang dikirimkan hanya berisi informasi tentang route yang mengalami perubahan saja. Pengiriman pesan update ini juga hanya ditujukan sebatas pada router-router yang membutuhkan informasi perubahan tersebut saja. Hasilnya EIGRP menghabiskan bandwidth yang lebih sedikit daripada IGRP. Hal ini juga membedakan EIGRP dengan protokol link-state yang mengirimkan update kepada semua router dalam satu area.
  • Multiple network-layer protocol support: EIGRP mendukung protokol IP, AppleTalk, dan Novell NetWare IPX dengan memanfaatkan module-module yang tidak bergantung pada protokol tertentu.

7. Intermediate System Untuk Intermediate System (IS-IS) 
    Intermediate System Untuk Intermediate System (IS-IS),adalah sebuah protokol routing yang dirancang untuk memindahkan informasi secara efisien dalam jaringan komputer, sekelompok komputer secara fisik terhubung atau perangkat serupa. Ia menyelesaikan ini dengan menentukan rute terbaik untuk datagram melalui jaringan packet-switched. Protokol ini didefinisikan dalam ISO / IEC 10589:2002 sebagai standar internasional dalam desain Open System Interconnection (OSI) referensi. Meskipun awalnya sebuah standar ISO, IETF ulang protokol sebagai Standar Internet di RFC 1142. IS-IS telah disebut "de facto standar untuk tulang punggung jaringan operator selular besar.


S-IS (diucapkan "adalah adalah") adalah sebuah protokol gateway interior, dirancang untuk digunakan dalam suatu domain administratif atau jaringan. Hal ini berbeda untuk Exterior Gateway Protokol, terutama Border Gateway Protocol (BGP), yang digunakan untuk routing antara sistem otonom (RFC 1930).

IS-IS adalah link-state routing protocol, beroperasi dengan andal banjir informasi link negara di seluruh jaringan router. Setiap router IS-IS mandiri membangun sebuah database topologi jaringan, menggabungkan jaringan informasi banjir. Seperti protokol OSPF, IS-IS menggunakan algoritma Dijkstra untuk menghitung jalur terbaik melalui jaringan. Paket (datagram) yang kemudian diteruskan, berdasarkan jalur yang ideal dihitung, melalui jaringan ke tujuan.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

kita juga punya nih artikel mengenai router, silahkan dikunjungi dan dibaca untuk menambah wawasan, berikut
http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1149/1/50407268.pdf
trimakasih

Posting Komentar